Tuesday, June 25, 2019

Askep Teoritis Gangguan Citra Tubuh

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH 


Askep Teoritis Gangguan Citra Tubuh

A. Masalah utama 

  • Gangguan Citra Tubuh 

B. Proses Terjadinya 

1. Pengertian 

  • Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dan pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. (Perry & Potter, 2005)
  • Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. (Melliana, 2006)
  • Menambahkan citra raga merupakan sebagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Aspek utama dalam konsep diri adalah citra raga yaitu suatu kesadaran individu dan penerimaan terhadap physical self. Citra raga dikembangkan selama hidup melalui pola interaksi dengan orang lain. Perkembangan citra raga tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses yang panjang dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang selalu diproyeksikan tidak selalu positif. (Hardy dan Hayes, 1988)
  • Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu tentang bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-bagiannya yang digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine, 2003).
  • Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari   terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia, 2005).
  • Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2005).
  • Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005).
  • Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2008).

2. Tanda dan Gejala 

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti:
  1. Syok Psikologis
    Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
  2. Menarik diri
    Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
  3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
    Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

3. Rentang Respon

Rentang respon gangguan citra tubuh


  1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
  2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
  3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain. 
  4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
  5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. 

4. Faktor Predisposisi

  1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga  diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
  2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja,  dan harapan peran kultural.
  3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

5. Faktor Presipitasi

  1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
  2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
    1. Transisi peran perkembangan
    2. Transisi peran situasi
    3. Transisi peran sehat /sakit

6. Sumber Koping

Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi
  1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
  2. Hobby dan kerajinan tangan
  3. Seni yang ekspresif
  4. Kesehatan dan perawan diri
  5. Pekerjaan atau posisi
  6. Bakat Tertentu
  7. Kecerdasan
  8. Imajinasi dan kreativitas
  9. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
  10. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
  11. Keyakinan diri yang positif.

7. Mekanisme Koping 

  1. Konstruktif
    1. Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat/saran.
    2. Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian rewards, antisipasi.
  2. Destruktif
    1. Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.

C. Pohon Masalah

pohon masalah gangguan citra tubuh

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Terjadi 

  1. Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh
  2. Harga Diri Rendah
  3. Penyakit Fisik

E. Data yang Perlu Dikaji 

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh Subyektif :
  1. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
  2. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
  3. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
  4. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
  5. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
  6. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
  7. Obyektif : 
  8. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
  9. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
  10. Menolak melihat bagian tubuh.
  11. Menolak menyentuh bagian tubuh.
  12. Aktifitas sosial menurun.

F. Diagnosa Keperawatan

  • Gangguan Citra Tubuh

G. Rencana Tindakan Keperawatan


Intervensi Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan :
  1. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
  2. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
  3. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
Tindakan Keperawatan
  1. Membina Hubungan Saling Percaya
  2. Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya  terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah :
    1. Mengucapkan salam terapetik, perkenalan diri
    2. Berjabat tangan
    3. Jelaskan tujuan interaksi,
    4. Ciptakan lingkungan yang tenang,
    5. Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
  3. Jangan membantah dan mendukung klien
  4. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
  5. Observasi pengaruh citra tubuh terhadap aktivitas sehari-hari
  6. Diskusikan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
  7. Jika klien terus  menerus membicaarkan citra tubuhnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
  8. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas.
  9. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini
  10. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
  11. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
  12. Berbicara dalam kontek realita
  13. Berikan pujian yang sesuai.
  14. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
  15. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien behenti meminum obat tanpa konsultasi.
2. Tindakan Keperawatan pada Individu
Tujuan :
  1. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
  2. Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
  3. Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
  4. Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
  5. Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
  6. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
Tindakan Keperawatan
  1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
  2. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
  3. Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
  4. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
  5. Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
    1. Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru.
    2. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal
  6. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
    1. Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
    2. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas keluarga dan sosial.
    3. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran penting baginya.
    4. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan :
  1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
  2. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
  3. Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
  4. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan  pujian atas keberhasilannya.
Tindakan Keperawatan :
  1. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
  2. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
  3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
    1. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah.
    2. Memfasilitasi interaksi di rumah.
    3. Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
    4. Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
  4. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam gangguan citra tubuh.
  5. Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.

Referensi:
  • NANDA International. (2010). Nursing Diagnoses: Definitions and classification 2009-2011. (Terj. Made Sumarwati et al). Jakarta: EGC.
  • Potter, P.A. & Perry, A.G. (2016). Fundamental of Nursing. Edisi 11. Vol. 2 (Terj. Adrina Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.
  • Stuart, G. W. & Laraia M. T. (2015). Principles and Practice of Psyciatric Nursing. St. Lous: Mosby. 

Sumber : Jurnalis Keperawatan Indonesia


Demikianlah artikel dari kami ini yang berjudul Askep Teoritis Gangguan Citra Tubuh. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut dapat berguna dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon