Monday, May 20, 2019

Askep Gastroenetritis Pada Anak Lengkap pdf

Askep Gastroenetritis Pada Anak Lengkap pdf


Askep Gastroenetritis Pada Anak Lengkap pdf

A. PENGERTIAN

  • Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Arif Muttaqin, 2011). 

B. ETIOLOGI

Menurut Arif Muttaqin (2011) dan  Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
  1. Faktor infeksi :
    1. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium).
    2. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus. 
    3. Jamur : kandida
    4. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora) 
  2. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
    1. Alergi makanan, misal susu, protein
    2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit 
    3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
    4. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
    5. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
    6. Emosional atau stress
    7. Obstruksi usus 

C. MANIFESTASI

Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus gastroenteritis, antara lain :
  1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
  2. Suhu badan meningkat
  3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada 
  4. Timbul diare
  5. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lendir
  6. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
  7. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
  8. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaputlendir  pada mulut dan bibir terlihat kering
  9. Berat badan menurun
  10. Pucat, lemah

D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

  • Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
  • Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
      1. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
      2. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
      3. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
      4. Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
        1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
        2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
        3. Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah. 
  • Pendapat lain menurut Jonas (2003) pada buku Muttaqin (2011). Selain itu, diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. enterotoksin yang diproduksi agen bakteri (E. Coli dan Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal
Pathway Gastroenetritis
Pathway Gastroenetritis
Sumber: Arif Muttaqin (2017), Suriadi (2018)


E. PENATALAKSANAAN

Menurut Arif Mansjoer (2007), penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas :
  1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
  2. Jenis cairan
  3. Jumlah cairan
  4. Jalan masuk atau cara pemberian cairan
  5. Jadwal pemberian cairan
  6. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
  7. Terapi simtomatik

TINJAUAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verivikasi, komunikasi dan dari data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari dua tipe yaitu data suyektif dan dari persepsi tentang masalah kesehatan mereka dan data obyektif yaitu pengamatan / pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data (Potter, 2005).

Pengkajian pada pasien gastroenteritis menurut Arif Muttaqin (2011),
  1. Dengan keluhan Diare
    1. P ( Provoking, presipitasi)
      Faktor apa saja yang diketahui pasien atau keluarga yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya diare.
    2. Q (Kualitas, kuantitas)
      1. Berapa kali pasien BAB sebelum mendapat intervensi kesehatan
      2. Bagaimana bentuk feses BAB? Apakah encer, cair, bercampur lendir dan darah?
      3. Apakah disertai adanya gangguan gastrointestinal (mual, nyeri abdomen, muntah , anoreksia)?
    3. T (waktu, onset)
      Berapa lama keluhan awal mulai terjadi? Apakah bersifat akut atau mendadak? Durasi dan kecepatan gejala awal mulai terjadi diare menjadi pengkajian penting dalam memberikan intervensi langsung penanganan rehidrasi. Intervensi yang akan dilakukan pada diare yang lebih dari satu bulan akan berbeda dengan diare yang terjadi kurang dari satu minggu.
  2. Dengan keluhan muntah
    Pengkajian adanya keluhan muntah pada pasien akan menentukan intervensi selanjutnya. Muntah merupakan gejala gastroenteritis dengan keterlibatan bagian proksimal intestinal respons dan inflamasi khususnya dari neurotoksin yang diproduksi oleh agen infeksi.
  3. Dengan keluhan demam
    Peningkatan suhu tubuh secara umum merupakan respons sistemik dari ainvasi agen infeksi penyebab gastroenteritis. Penurunan volume cairan tubuh yang terjadi secara akut juga merangsang hipotalamus dalam meningkatkan suhu tubuh. Keluhan demam sering didapatkan pada pasien gastroenteritis.
  4. Nyeri abdomen
    Keluhan nyeri pada abdomen dapat dikaji dengan pendekatan PQRST.
    1. P : keluhan nyeri dicetuskan akibat perasaan mules, sering mual/ muntah dan keinginan untuk melakukan BAB.
    2. Q : keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien, khususnya pada pasien anak-anak. Ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat kolik akut atau perut seperti dikocok-kocok akibat mules.
    3. R : keluhan nyeri berlokasi pada seluruh abdomen dengan tidak ada pengiriman respons nyeri ke organ lain.
    4. S : skala nyeri pada pasien GE bervariasi pada rentang 1-4 (nyeri ringan sampai nyeri tak tertahankan)
    5. T : tidak ada waktu spesifik untuk munculnya keluhan nyeri. Nyeri pada GE biasanya berhubungan dengan adanya mules dan keinginan untuk BAB yang tinggi.
  5. Kondisi feses
    Keluhan perubahan kondisi feses bervariasi pada pasien GE. Keluhan yang lazim adalah konsistensi feses yang encer, sedangkan beberapa pasien lain mengeluh feses dengan lendir dan darah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Donna L. Wong (2009) dan Sodikin (2011), Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain sebagai berikut :
  1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan dari traktus gastrointestinal dalam feses atau muntahan (emesis).
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan akibat diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
  3. Resiko menularkan infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menginvasi traktus gastroentestinal.
  4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses yang cair.
  5. Ansietas (takut) berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak kenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Note : untuk Intervensi Keperawatan pada Askep Gastroenetritis Pada Anak silahkan baca pada lnik dibawah ini yang membahas mengenai Intervensi Askep Gastroenetritis Pada Anak

Baca Juga : 
  • Intervensi Askep Gastroenetritis Pada Anak

Demikianlah artikel kami ini yang singkat berjudul yaitu Askep Gastroenetritis Pada Anak Lengkap pdf. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon