Sunday, August 25, 2019

Askep Diagnosa Gangguan Menelan pada Pasien Stroke

Askep Diagnosa Gangguan Menelan pada Pasien Stroke


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN MENELAN (DISFAGIA)


Askep Diagnosa Gangguan Menelan pada Pasien Stroke

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan perumusan diagnosis keperawatan.

Pada klien dengan gangguan menelan pada penderita stroke pengkajian keperawatan selain pengkajian yang umum dilakukan, difokuskan pada :
  1. Keluhan sekarang, riwayat penyakit dahulu.
  2. Pada pola fungsi kesehatan difokuskan pada :
    1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
      Untuk mengetahui tingkat penegetahuan klien dan keluarga terhadap penatalaksanaan gangguan menelan secara umum, khususnya gangguan pada esofagus.
    2. Pola nutrisi/metabolic :
      1. Pola makan dan minum sehari-hari sebelum sakit dan apakah ada gangguan sebelumnya? Apakah memakai NGT atau PEG tube.
      2. Pola makan dan minum sekarang, asesmen menelan dilakukan sedini mungkin sebelum klien mendapatkan pemasukan oral.
    3. Pola eliminasi :
      Pada gangguan menelan, pengkajian pola eliminasi ini digunakan untuk menggambarkan kecukupan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan sebelumnya.
    4. Pola aktifitas dan latihan:
      Pada aktifitas makan sehari-hari sebelum sakit apakah dilakukan sendiri (mandiri) atau dibantu oleh orang lain (disuapi)
      Nilai : 0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
    5. Pola persepsual (penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
      Adakah gangguan pengecapan dan gangguan sensasi rasa dalam makan.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik selain yang secara umum dilakukan, yaitu tingkat kesadaran kualitatif atau kuantitatif (GCS), vital sign, dan appometri: secara khusus untuk gangguan menelan adalah pada daerah rongga mulut dan leher :
  1. pemeriksaan inspeksi pada daerah mulut :
    1. amati kesimetrisan bibir, dalam posisi tertutup, menyeringai (mringis), dan posisi mulut terbuka kemudian amati keadaan gigi.
    2. Amati posisi ovula (anak langitan) apakah simetris
    3. Amati gerakan lidah sesuai intruksi : dijulurkan, digerakakan ke kiri dan kanan, atas dan bawah dan suruh klien untuk bicara kata yang mengandung huruf “r”.
    4. Amati adakah lesi pada rongga mulut, sisa-sisa makanan yang tidak menempel pada gigi yang tertinggal, atau dahak. 
    5. Lakukan esesmen menelan sederhana dengan memberikan air dengan sendok teh, apakah batuk? Kalo tidak minta klien untuk untuk bicara “aaaah”, amati adakah batuk, apakah suara menjadi parau atau beriak (gurgling). Ulangi 3-4 kali. Jika tidak ditemukan gangguan menelan, minta klien untuk minum dengan gelas 50-150 cc, amati adakah batuk (kesedak), suara menjadi parau atau beriak.
  2. Inspeksi dan palpasi pada daerah leher: kesimetrisan, pergerakan glotis saat menelan ludah.

B. Diagnosa Keperawatan
  • Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien
  • ditetapkan berdasarkan analisa dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. 
  • Diagnosa pada gangguan menelan bersifat sebab dan akibat.Pathway (perjalanan penyakit) dilihat dari masalah-masalah keperawatan yang terjadi pada gangguan menelan :

Pathway gangguan menelan pada pasien stroke
Pathway gangguan menelan pada pasien stroke

Dari pathway di atas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan Gangguan atau Kerusakan Menelan (Impaired Swallowing) merupakan penyebab atau akar masalah. Sehingga intervensi yang tepat akan menghentikan proses timbulnya masalah-masalah yang lain. 

Bersambung ke halaman berikutnya........

Baca Sambungannya ke Page 2 mengenai Diagnosa Intervensi Gangguan Menelan pada Pasien Stroke dibawah ini.


Sumber Jurnalis Keperawatan Indonesia

Daftar Pustaka :
  • Dougherty, L., & Lister, S. (2015). The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures, ed. 9.Inggris :NHS Foundation.
  • www.perawatkitasatu.com
  • Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A & Hall, A.M. (2013). Fundamentals of Nursing (Eighth Edition). St. Louis: Mosby

Demikianlah artikel daari kami diatas yang berjudul Askep Diagnosa Gangguan Menelan pada Pasien Stroke. Semgoa artikel yang telah kami berikan diatas tersebut dapat bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Sampai jumpa lagi yaa.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon