Monday, April 22, 2019

Makalah Askep Defisit Perawatan Diri

Makalah Asuhan Keperawatan / Askep Defisit Perawatan Diri


Makalah Asuhan Keperawatan / Askep Defisit Perawatan Diri

I. DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian

  • Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).

B. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

Adapun  tanda  dan  gejala  defisit  perawatan  diri  menurut  Fitria  (2009) adalah sebagai berikut:
  1. Mandi/hygiene
    Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
  2. Berpakaian/berhias
    Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih  pakaian,  menggunakan  alat  tambahan,  menggunakan  kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
  3. Makan
    Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya   ke   mulut,   melengkapi   makan,   mencerna   makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
  4. BAB/BAK (toileting)
    Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. 

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
  1. Fisik
    Badan bau, pakaian kotor; 2) Rambut dan kulit kotor; 3) Kuku panjang dan kotor; 4) Gigi kotor disertai mulut bau; 5) penampilan tidak rapi.
  2. Psikologis
    Malas, tidak ada inisiatif; 2) Menarik diri, isolasi diri; 3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
  3. Sosial
    Interaksi kurang; 2) Kegiatan kurang; 3). Tidak mampu berperilaku sesuai norma; 4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
  1. Faktor prediposisi
    1. Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. 
    2. Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
    3. Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
    4. Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

  2. Faktor presipitasi
    Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.



II. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

A. Pengertian Strategi Pelaksanaan Komunikasi

  • Strategi pelaksanaan komunikasi merupakan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada klien dan keluarga klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien (Fitria, 2009). 

B. Tujuan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri

Tujuan strategi pelaksanaan komunikasi defisit  perawatan diri  menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut:
  1. Pada Klien:
    1. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
    2. Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
    3. Klien mampu melakukan makan dengan baik.
    4. Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.

  2. Pada Keluarga:
    1. Keluarga mampu merawat anggota keluarga ysng mengalami masalah kurang perawatan diri.

C. Pembagian Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri

Pembagian strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut:
  1. Kemampuan Merawat Klien
    1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP1):
      1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
      2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
      3. Menbantu  klien  mempraktekkan  cara  menjaga  kebersihan diri.
      4. Menganjurkan  klien  memasukkan  dalam  jadwal  kegiatan harian. 
      Untuk  melatih  klien  dalam  menjaga  kebersihan  diri  dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
      1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
      2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
      3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
      4. Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.

    2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP2):
      1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
      2. Menjelaskan cara berdandan.
      3. Membantu klien mempraktekkan cara berdandan.
      4. Menganjurkan klien  memasukkan dalam jadwal  kegiatan harian.
      Tindakan melatih klien berdandan/berhias:
      1. Klien laki-laki harus dibedakan dengan wanita. Untuk klien laki-laki latihan meliputi: Berpakaian,  menyisir rambut, bercukur. Untuk klien wanita latihan meliputi: Berpakaian, menyisir rambut, berhias.

    3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP3):
      1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
      2. Menjelaskan cara makan yang baik.
      3. Membantu klien mempraktekkan cara makan yang baik.
      4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan. 
      Untuk melatih klien dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
      1. Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
      2. Menjelaskan cara makan yang tertib.
      3. Menjelaskan cara  merapikan peralatan makan setelah makan.
      4. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.

    4. Strategi Pelaksanaan 4 (SP4):
      1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
      2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
      3. Membantu klien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadwal.
      4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
      Melatih klien BAB dan BAK secara mandiri sesuai tahapan berikut:
      1. Menjelaskan tempat BAB/BAK.
      2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
      3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK. 

  2. Kemampuan Merawat Keluarga
    1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP1)
      1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
      2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri dan jenis defisit perawatan diri yang dialami klien beserta proses terjadinya.
      3. Menjelaskan cara-cara merawat klien defisit perawatan diri.

    2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP2)
      1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan defisit perawatan diri.
      2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien defisit perawatan diri.

    3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP3)
      1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat.
      2. Menjelaskan follow up dan rujukan. 

D. Evaluasi Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri

Tanda- tanda strategi pelaksanaan komunikasi yang diberikan kepada klien kurang perawatan diri berhasil menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut:
  1. Klien dapat menyebutkan:
    1. Penyebab tidak merawat diri.
    2. Manfaat menjaga perawatan diri.
    3. Tanda-tanda bersih dan rapi.
    4. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
  2. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
    1. Kebersihan diri
    2. Berdandan
    3. Makan
    4. BAB/BAK
  3. Keluarga memberi dukungan dalam melakukan perawatan diri:
    1. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
    2. Keluarga ikut seta mendampingi klien dalam perawatan diri.



III. KEMAMPUAN DALAM PERAWATAN DIRI

A. Pengertian Kemampuan

  • Kemampuan merupakan suatu ide generalitas dari satu ciri yang dimiliki peserta didik dan dipengaruhi oleh pembelajaran yang berasal dari praktek atau pengalaman sebelumnya yang disimpan dalam memori untuk mengigat suatu petunjuk  (Reilly,  2002).  Kemampuan  dalam  penelitian  ini  dimaknai dengan 
  • keterampilan motorik yang merupakan salah satu domain dari prilaku. Domain keterampilan ini dikenal juga sebagai domain psikomotor. Domain keterampilan mudah didentifikasi dan diukur karena mencakup kegiatan berorientasi pada gerakan yang mudah diamati. Pembelajaran pada domain ini meliputi penguasaan motorik halus dan kasar dengan tingkat kompleksitas koordinasi neuromuskular semakin  meningkat  untuk  melakukan  gerakan  fisik,  seperti berjalan,  menulis, memegang alat-alat, atau melaksanakan suatu prosedur (Bastable, 2002).
  • Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya, dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Kemampuan untuk melakukan  perawatan  diri:  Perawat  mengkaji  kemampuan  fungsional klien  di lingkungan rumah mereka maupun dalam pelayanan kesehatan, meliputi aktivitas makan, berpakaian, perawatan diri dan berdandan (Potter & Perry, 2005).

B. Kemampuan Perawatan Diri

Adapun kemampuan perawatan diri berdasarkan kriteria hasil Nursing Outcomes Classification dan intervensi Nursing Interventions Classification menurut Wilkinson (2006) adalah sebagai berikut:
  1. Mandi/Hygiene
    Hasil yang disarankan NOC:
    • Perawatan diri: Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS): Kemampuan untuk melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi. Mandi (kemampuan untuk membersihkan tubuhnya sendiri), hygiene (kemampuan untuk mempertahankan hygiene dirinya). Intervensi prioritas NIC:
    Hasil Intervensi prioritas NIC:
    • Mandi (membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi, kebersihan  dan  penyembuhan).  Bantuan  perawatan  diri mandi/hygiene (membantu klien untuk memenuhi hygiene pribadi).

  2. Berpakaian/Berhias
    Hasil yang disarankan NOC:
    • Perawatan diri: Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS): Kemampuan untuk melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan pribadi. Berpakaian (kemampuan untuk mengenakan pakaian sendiri), berdandan (kemampuan untuk mempertahankan penampilan yang rapi), hygiene (kemampuan untuk mempertahankan higienenya).
    Intervensi prioritas NIC:
    • Berpakaian (memilih, mengenakan dan melepas pakaian untuk orang yang tidak dapat melakukan hal itu sendiri), perawatan rambut (adanya peningkatan penampilan rambut yang bersih, rapi dan menarik). Bantuan perawatan diri berpakaian/berhias (membantu klien dalam berpakaian dan mengunakan tata rias).

  3. Makan
    Hasil yang disarankan NOC:
    • Perawatan diri: Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS): Kemampuan untuk   memenuhi  kebutuhan   yang   paling   dasar   dan   aktivitas 
    • perawatan   diri.   Makan   (kemampuan   untuk   menyiapkan   dan memakan makanan).
    Intervensi prioritas NIC:
    • Makan  (memberi  asupan  nutrisi  untuk  klien  yang  tidak  mampu makan sendiri). Bantuan perawatan diri makan (membantu klien untuk makan).

  4. Toileting
    Hasil yang disarankan NOC:
    • Perawatan diri: Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS): Kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi paling dasar. Eliminasi (kemampuan untuk melakukan aktivitas eliminasi sendiri). Intervensi prioritas NIC:
    Intervensi prioritas NIC:
    • Pengelolaan lingkungan (memanipulasi lingkungan sekitar klien untuk keperluan terapeutik).  Bantuan perawatan diri toileting (bantuan untuk eliminasi).

Demikianlah teman-teman sahabat jurnalsi perawat artikel kita kali ini yang berjudul Makalah Askep Defisit Perawatan Diri. Semoga apa yang telah kami sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semuanya. terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon