Thursday, April 25, 2019

SP Defisit Perawatan Diri dan Rasional

Strategi Pelaksanaan / SP Defisit Perawatan Diri


SP Defisit Perawatan Diri dan Rasional

A. Definisi Defisit Perawatan Diri

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009)

B. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut:
  1. Mandi/hygiene
    Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,  memperoleh  atau  mendapatkan  sumber  air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
  2. Berpakaian/berhias
    Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian.
  3. Makan
    Klien  mempunyai  ketidakmampuan  dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
  4. BAB/BAK
    Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.


C. Jenis - Jenis Perawatan Diri

  1. Defisit perawatan diri : mandi
    Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
  2. Defisit perawatan diri : berpakaian
    Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
  3. Defisit perawatan diri : makan
    Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
  4. Defisit perawatan diri : eliminasi
    Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri. (Nanda, 2012)


D. Faktor Predisposisi

Menurut Depkes (2006:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
  1. Perkembangan
    Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
  2. Biologis
    Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
  3. Kemampuan realistis turun
    Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
  4. Sosial
    Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.


E. Faktor Presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
  1. kurang penurunan motivasi,
  2. kerusakan kognisi atau perceptual,
  3. cemas,
  4. lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri


Intervensi Keperawatan (SP) Defisit Perawatan Diri

Berikut ini adalah Strategi Pelaksanaan (SP) Defisit Perawatan Diri

A. SP Pasien

Tujuan :
Klien mampu :
  1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
  2. Melakukan kebersihan diri secara mandiri
  3. Melakukan berhias/ berdandan secara baik
  4. Melakukan makan dengan baik
  5. Melakukan BAB/BAK secara mandiri.
Kriteria Evaluasi :
Setelah ……… pertemuan klien dapat :
  1. Membina hubungan saling percaya
  2. Menjelaskan pentingnya
  3. Kebersihan diri
  4. Berdandan/ berhias
  5. Makan
  6. BAB/BAK
  7. Dan mampu melakuan cara merawat diri

Strategi Pelaksanaan Pasien
Intervensi Rasional

SP1
  1. Bina hubungan saling percaya
  2. Identifikasi:
    1. Kebersihan diri
    2. Berdandan
    3. Makan
    4. BAB/BAK
  3. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
  4. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
  5. Masukan dalam jadwal kegiatan klien
SP1
  1. Menumbuhkan ikatan kepercayaan dalam komunikasi terpeutik agar klien dapat mengungkapkan masalahnya dan merupakan dasar hubungan saling percaya.
  2. Dengan klien mengetahui pentingnya kebersihan diri diharapkan klien dapat  melakukan perawatan diri secara mandiri tanpa harus di perhatikan oleh orang lain.
  3. Dengan menjelaskan pentingnya kebersihan diri diharapkan klien dapat meningkatkan perawatan diri
  4. Dengan klien mengetahui alat dan cara kebersihan diri diharapkan klien bisa merawatdirinya secara baik.
  5. Dengan memasukan dalam jadwal kegiatan diharapkan dapat melatih klien agar bisa melakukan perawatan diri secara mandiri
SP. 2
  1. Evaluasi SP 1
  2. Jelaskan pentingnya berdandan
  3. Latih cara berdandan
    1. Untuk klien laki–laki meliputi cara ; Berpakaian; Menyisir rambut; Bercukur
    2. Untuk  klien perempuan meliputi cara : Berpakaian; Menyisir rambut; Berhias
  4. Masukan dalam jadwal kegiatan
SP. 2
  1. Dengan mengevaluasi di SP 1, diharapkan klien dapat meningkatkan pentingnya kebersihan diri, berdandan/ berhias, makan, BAB/BAK.
  2. Dengan menjelaskan pentingnya berdandan diharapkan dapat membantu merubah penampilan klien supaya terlihat lebih rapih.
  3. Dengan klien mengetahui cara berdandan klien dapat berdandan secara mandiri tanpa dibantu oleh orang lain.
  4. Dengan memasukan dalam jadwal kegiatan diharapkan klien dapat lebih meningkatkan lagi perawatan dirinya.
SP. 3
  1. Evaluasi  kegiatan SP 1 dan  2
  2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar
    1. Jelaskan cara mempersiapkan makan
    2. Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
    3. Praktek makan sesuai dengan tahapan makanan yang baik.
  3. Latih kegiatan makan
  4. Masukan dalam jadwal kegiatan klien
SP. 3
  1. Dengan mengevaluasi kegiatan yang lalu 1 dan 2 diharapkan klien dapat mengulang dan mengingat cara berdandan.
  2. Dengan menjelaskan cara dan alat untuk makan yang benar diharapkan klien mampu mempersiapkan, merapihkan peralatan makan, dan praktek makan yang benar.
  3. Dengan melatih klien cara makan yang benar bisa/dapat melakukan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
  4. Dengan memasukan dalam jadwal kegiatan diharapkan klien dapat melakukan kegiatan secara continue
SP. 4
  1. Evaluasi kemampuan klien yang lalu (SP 1,2 dan 3)
  2. Latih cara BAB/BAK yang baik.
    1. Menjelaskan tempat  BAB/BAK yang sesuai
    2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
SP. 4
  1. Dengan klien mengetahui cara BAB/BAK yang baik diharapkan klien mampu BAB/BAK di tempat yang sesuai.
  2. Dengan melatih cara BAB/BAK yang baik maka :
    1. Dengan menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK diharapkan klien dapat melakukan BAB/BAK yang baik.
    2. Dengan mengevaluasi kemampuan klien diharapkan klien mampu mengulang dan mengingat cara makan yang benar.

B. SP Keluarga

Tujuan :
Keluarga mampu :
  1. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya
  2. Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri
Kriteria Evaluasi :
Setelah…x.pertemuan
  1. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya
  2. Keluarga agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat

Strategi Pelaksanaan Keluarga
Intervensi Rasional
SP 1
  1. Bina hubungan saling percaya
  2. Identifikasi masalah dalam merawat klien dengan masalah Kebersihan diri
    1. Berdandan
    2. Makan
    3. BAB/BAK
  3. Jelaskan defisit perawatan diri
  4. Jelaskan cara merawat
    1. Kebersihan diri
    2. Berdandan
    3. Makan
    4. BAB/BAK
  5. Bermain peran cara merawat
  6. RTL Kelg./ jadwal untuk merawat
SP 1
  1. Diharapkan pihak keluarga tidak merasa asing dengan kehadiran perawat dan keluarga dapat membantu dalam memberikan informasi tentang klien.
  2. Dengan mengidentifikasi masalah dalam merawat klien di harapkan  keluarga mengetahui permasalahan klien dan mampu merawat klien.
  3. Dengan menjelaskan Defisit Perawatan Diri, diharapkan keluarga mengetahui pengertian Defisit Perawatan Diri secara realitas.
  4. Dengan menjelaskan cara merawat. Diharapkan keluarga mengetahui cara–cara merawat klien dengan Defisit Perawatan Diri.
  5. Dengan bermain peran diharapkan keluarga mampu menjelaskan dan merawat pasien seperti yang telah perawat ajarkan.
  6. Dengan melakukan rancana tindak lanjut keluarga, dapat mempermudah keluarga dalam merawat klien
SP. 2
  1. Evaluasi SP 1
  2. Latih keluarga merawat langsung ke klien, kebersihan diri dan berdandan
  3. RTL keluarga/jadwal untuk merawat
SP. 2
  1. Dengan mengevaluasi kegiatan yang lalu dapat mengetahui apakah keluarga mampu menjelaskan dan merawat klien dalam melakukan perawatan diri.
  2. Dengan melatih keluarga merawat langsung ke klien,diharapkan keluarga dapat merawat klien secara mandiri.
  3. Dengan melakukan rencana tindak lanjut keluarga dapat mempermudah keluarga dalam merawat klien
SP. 3
  1. Evaluasi SP 2
  2. Latih keluarga merawat langsung ke klien cara makan
  3. RTL keluarga/jadwal untuk merawat
SP. 3
  1. Dengan mengevaluasi kegiatan yang lalu dapat mengetahui kemampuan keluarga dalam merawat klien.
  2. Diaharapkan keluarga dapat membimbing klien tentang cara makan yang benar
  3. Dengan melakukan rencana tindak lanjut keluarga dapat mempermudah keluarga dalam merawat klien
SP. 4
  1. Evaluasi kemampuan keluarga
  2. Evaluasi kemampuan klien
  3. RTL keluarga.
    1. Folow Up
    2. Rujukan
SP. 4
  1. Dengan mengevalusi diharapkan keluarga mampu merawat klien dengan benar.
  2. Dengan mengevaluasi klien dapat mengetahui kemampuan klien.
  3. Untuk pemeriksaan ulang atau untuk mengetahui rencana ulangnyang dilakukan keluarga.



Referensi :
  1. Carpenito, Lynda Juall.(2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
  2. Departemen Kesehatan RI.(2006). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta.
  3. Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.
  4. Maramis. (2005). Catatan Ilmu kedokteran Jiwa, Cetakan. Surabaya : Lembaga
  5. Stuart and Sundeen.(2007). Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa oleh Achir Yani S, Hamid. Jakarta : EGC.
  6. Townsend, Marry C.(2005). Buku Saku diagnosa keperawatan pada psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC.
  7. Yosep, Iyus.(2009). Keperawatan Jiwa (Edisi  Revisi). Bandung : RefikaAditama.


Demikianlah artikel kami dari jurnalis perawat yang berjudul SP Defisit Perawatan Diri dan Rasional. Semoga apa yang telah kami berikan serta sajikan diatas dapat bermanfaat dan membatu teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon