Strategi Pelaksanaan / SP Defisit Perawatan Diri
A. Definisi Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009)B. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut:- Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. - Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian. - Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman. - BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
C. Jenis - Jenis Perawatan Diri
- Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. - Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri. - Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri. - Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri. (Nanda, 2012)
D. Faktor Predisposisi
Menurut Depkes (2006:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :- Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. - Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. - Kemampuan realistis turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. - Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
E. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah- kurang penurunan motivasi,
- kerusakan kognisi atau perceptual,
- cemas,
- lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri
Intervensi Keperawatan (SP) Defisit Perawatan Diri
Berikut ini adalah Strategi Pelaksanaan (SP) Defisit Perawatan Diri
A. SP Pasien
Tujuan :
Klien mampu :
- Klien mampu membina hubungan saling percaya
- Melakukan kebersihan diri secara mandiri
- Melakukan berhias/ berdandan secara baik
- Melakukan makan dengan baik
- Melakukan BAB/BAK secara mandiri.
Kriteria Evaluasi :
Setelah ……… pertemuan klien dapat :
- Membina hubungan saling percaya
- Menjelaskan pentingnya
- Kebersihan diri
- Berdandan/ berhias
- Makan
- BAB/BAK
- Dan mampu melakuan cara merawat diri
Strategi Pelaksanaan Pasien
Intervensi | Rasional |
---|---|
SP1
|
SP1
|
SP. 2
|
SP. 2
|
SP. 3
|
SP. 3
|
SP. 4
|
SP. 4
|
B. SP Keluarga
Tujuan :Keluarga mampu :
- Keluarga mampu membina hubungan saling percaya
- Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri
Setelah…x.pertemuan
- Keluarga mampu membina hubungan saling percaya
- Keluarga agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat
Strategi Pelaksanaan Keluarga
Intervensi | Rasional |
---|---|
SP 1
|
SP 1
|
SP. 2
|
SP. 2
|
SP. 3
|
SP. 3
|
SP. 4
|
SP. 4
|
Referensi :
- Carpenito, Lynda Juall.(2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
- Departemen Kesehatan RI.(2006). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakarta.
- Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.
- Maramis. (2005). Catatan Ilmu kedokteran Jiwa, Cetakan. Surabaya : Lembaga
- Stuart and Sundeen.(2007). Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa oleh Achir Yani S, Hamid. Jakarta : EGC.
- Townsend, Marry C.(2005). Buku Saku diagnosa keperawatan pada psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC.
- Yosep, Iyus.(2009). Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung : RefikaAditama.
Sumber : Jurnalis Perawat
Baca Juga :
- Makalah Askep Defisit Perawatan Diri
- TAK Defisit Perawatan Diri
- Strategi Pelaksanaan (SP) Pasien Defisit Perawatan Diri: Kebersihan Diri
- Strategi Pelaksanaan (SP) Pasien Defisit Perawatan Diri: Makan dan Minum
- Strategi Pelaksanaan (SP) Pasien Defisit Perawatan Diri: Toileting
- Strategi Pelaksanaan (SP) Pasien Defisit Perawatan Diri: Berhias
Demikianlah artikel kami dari jurnalis perawat yang berjudul SP Defisit Perawatan Diri dan Rasional. Semoga apa yang telah kami berikan serta sajikan diatas dapat bermanfaat dan membatu teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.
EmoticonEmoticon