Sunday, June 2, 2019

Patofisiologi Diare

PATOFISIOLOGI DIARE



Definisi Diare

  • BAB dengan tinja berbentuk cair atau ½ cair (½ padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya >200 g atau 200 ml/24 jam. 
  • Kriteria frekuensi --> BAB encer > 3x/hari. 
  • BAB encer dapat/tanpa disertai lendir & darah 

PATOFISIOLOGI DIARE

Patofisologi

1. Diare osmotik
  • Bahan yang tidak dapat diserap --> ↑↑↑ osmolaritas dalam rongga usus --> menarik air & elektrolit dari plasma ke rongga usus --> diare
  • Contoh : Intoleransi makanan, waktu pengosongan lambung yang cepat, defisiensi enzim laktase, laksan osmotik

2. Diare sekretorik
  • Toksin yang dikeluarkan bakteri (toksin kolera), pengaruh garam empedu, hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) --> Gangguan transport cairan elektrolit (abs << atau sekresi >> ) 
  • Toxin menstimulasi cAMP dan cGMP --> menstimulasi sekresi cairan & elektrolit
  • Aktif -->gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke dalam plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen.
  • Pasif --> tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Contoh : peninggian tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia usus, proses peradangan.

3. Diare eksudatif
  • Kerusakan mukosa usus halus atau usus besar akibat inflamasi
  • Inflamasi & eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri, non infeksi (gluten sensitive enteropathy, IBD), atau akibat radiasi.
  • Contoh : kolitif ulserosa, penyakit Crohn, amebiasis, shigellosis, champylobacter, yersinia

4. Diare karena gangguan motilitas
  • Gangguan pada kontrol otonomik --> waktu tansit usus menjadi lebih cepat.
  • Misalnya pada diabetik neuropati, post vagotomi, post reseksi usus, hipertiroid, tirotoksikosis, sindroma usus iritabel

5. Patofisiologi Diare oleh Virus & Bakteri
  1. VIRUS --> enterosit (sel epitel usus halus) --> infeksi & kerusakan villi usus halus
    1. Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yang belum matang) --> fungsi belum baik
    2. Villi usus atropi --> tidak dapat mengabsorbsi makanan & cairan dengan baik --> Tekanan Koloid Osmotik usus↑↑↑ --> motilitas ↑↑↑ -->  DIARE
  2. BAKTERI INVASIF (Salmonella, Shigella , E. coli invasif, Champylobacter)
    1. Bakteri menginvasi sel mukosa usus halus --> reaksi sistemik (demam, kram perut) dan bisa sampai terdapat darah dalam tinja
    2. BAKTERI NON-INVASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen)
      Masuk--> lambung--> duodenum--> berkembang biak --> mengeluarkan enzim mucinase --> bakteri masuk ke membran--> mengeluarkan subunit A & B--> mengeluarkan (cAMP)--> merangsang sekresi cairan usus, menghambat absorbsi tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel --> volume usus meningkat --> dinding usus teregang--> DIARE

Sumber : Jurnalis Perawat


Demikianlah artikel kami yang singkat yang berjudul Patofisiologi Diare. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon